Kerja Sama Bisnis Perminyakan Indonesia-Irak Segera Terealisasi
Kerja sama bisnis sektor perminyakan segera terealisasi antara pemerintah Indoneisa yang diwakili PT. Pertamina dengan perusahaan minyak milik pemerintah Irak. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anum mengingatkan agar kesempatan ini betul-betul dimanfaatkan Indonesia terutama oleh Pertamina.
“Pertamina diberi kesempatan yang tidak akan datang dua kali. Mohon dimanfaatkan dengan baik,” kata Pramono kepada Tim Parle usai menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Republik Irak untuk Indonesia Dr. Ismieal Shafiq Muhsin di ruang kerjanya, Gedung Nusantara III DPR, Rabu (6/2). Kunjungan Dubes Republik Irak ini, menindaklanjuti kunjungan Perdana Menteri Irak ke DPR RI beberapa waktu lalu.
Irak, lanjut Pramono, telah memberi kesempatan luas kepada para pebisnis Indonesia terutama di sektor perminyakan untuk menjadi kontraktor di negara yang pernah dipimpin Saddam Hussein itu. Produksi minyak Irak saat ini sudah hampir 3,1 juta barel per hari. Itu berarti hampir 3 setengah kali produksi minyak kita per harinya.
Pramono juga menjelaskan, pemerintah Irak sangat berharap agar pihak Pertamina segera merealisasikan keinginannya menjalin kerja sama dengan pemerintah Irak. Apalagi Menko Perekonomian Hatta Rajasa dijadawalkan berkunjung ke Irak pada 14 Maret 2013 mendatang.
“Saya diminta untuk mengingatkan agar Pertamina dan pemerintah itu sungguh-sungguh menyambut penawaran yang diberikan oleh pemerintah Irak. Sebetulnya ini kesempatan yang luar biasa. Sayang kalau kemudian dilewatkan oleh Pertamina,” ungkap Pramono. Pertamina sendiri ingin masuk ke level menengah dari kerjasama bisnis ini.
Padahal, pemerintah Irak, seperti disampaikan Dubes, siap bila Pertamina menginginkan kerja sama bisnis yang lebih besar. “Kebijakan ini ada pada pemerintah, sehingga peran parlemen adalah mendorong, memfasilitasi, dan mengingatkan, karena memang parlemen, kan, tidak boleh berbisnis. Itulah yang bisa kita lakukan,” tutur Pramono mengakhiri perbincangan.(mh)/foto:iwan armanias/parle.